Menjelang tutup tahun, peredaran narkoba di Bali cenderung meningkat. KASUS narkobadi Tanah Air tidak kun jung surut. Meski Presiden sudah menolak pemberian grasi terhadap terpidana mati kasus narkoba, peredaran barang haram itu masih terus terjadi.
Yang teranyar, upaya penyelundupan narkotika jenis sabu ke Bali lewat Bandara Ngurah Rai kembali digagalkan petugas Bea dan Cukai.Tersangkanya ialah Magnaeva Alexandra, 26, perempuan berkewarganegaraan Rusia.
Dia diamankan petugas Bea dan Cukai Minggu (7/12) saat melewati pemeriksaan X-ray di customs area terminal kedatangan internasional dalam penerbangannya dari Hong Kong dengan pesawat Hong Kong Airlines HX 707 rute Hong Kong-Denpasar.
Kecurigaan petugas makin kuat ketika hasil pencitraan oleh X-ray diduga ada benda mencurigakan di dua koper yang dia bawa, yakni warna ungu dan krem. Setelah pemeriksaan yang mendalam, petugas pun menemukan sepuluh bungkusan plastik bening dilapisi kertas karbon dan lakban bening berisi kristal bening yang diduga narkotika seberat 2.102 gram.
“Setelah dilakukan pengetesan dengan alat narcotics test, terbukti kristal bening itu ialah sediaan narkotika jenis sabu (methamphetamine),“ ujar Kepala Kantor Bea dan Cukai Bandara Ngurah Rai, Budi Harjanto, dalam keteran gannya kepada wartawan di kantornya, kemarin.
Menurut Budi, awal keberhasilan petugas mengungkap narkoba di dalam koper itu ialah dari hasil analisis terhadap gerak-gerik dan penampilan tersangka sesaat akan melewati pemeriksaan mesin X-ray.
Dari hasil pemeriksaan petugas, terungkap bahwa tersangka sudah menjelajahi sepuluh negara, termasuk Indonesia untuk tugas yang sama. Beberapa negara di antaranya ada di kawasan Asia, seperti Kamboja, Malaysia, Thailand, dan juga negara di daratan Eropa.
Saat kepergiannya ke Bali, tersangka rencananya berada tujuh hingga sepuluh hari, sambil menunggu perintah seseorang yang disebutnya Mr P yang belakangan diakui sebagai pacarnya, pria asal Afrika yang tinggal di Tiongkok. Oleh Mr P ini, setiba di Bali, tersangka disuruh menuju sebuah hotel di kawasan Legian Kuta. Dalam skenario, setelah tiba di hotel itu, nantinya Mr P ini akan memerintahkan seseorang untuk mengambil barang bawaan tersangka.
“Modusnya hampir sama dengan penangkapan-penangkapan sebelumnya. Yang kita tangkap dikendalikan jaringan di luar negeri yang sulit dilacak,“ ungkap Budi.Meningkat Di tempat terpisah, Kasubdit II Direkotorat Narkoba Polda Bali AKB Joni Lay menjelaskan, menjelang akhir tahun atau pergantian tahun, peredaran narkoba di Bali terus meningkat.
“Kita mengimbau warga masyarakat di Bali terus waspada karena peredaran narkoba dari berbagai jenis di Bali terus meningkat jelang pergantian tahun. Diduga kuat, peningkatan peredaran itu akan digunakan saat pergantian tahun di Bali,“ ujarnya di Denpasar, kemarin.
Bali saat ini sudah menjadi pasar potensial di Indonesia dan bahkan dunia. Hal ini bisa dibuktikan dengan peningkatan kualitas kriminal yang berhubungan dengan kejahatan narkoba di Bali.
Menurutnya, dari sisi jumlah kasus kriminal yang berhubungan dengan kejahatan narkoba, pada 2014 sampai dengan pertengahan Desember mencapai 664 kasus dan sudah diselesaikan 639 kasus. Pada 2013, totalnya mencapai 842 kasus dan diselesaikan sebanyak 819 kasus. “Sekalipun dari sisi kuantitas menunjukkan penurunan, secara kualitas mengalami peningkatan tajam karena dominasi pada 2014, yakni kasus sabu,“ ujarnya. (OL/N-1)) Media Indonesia, 12/12/2014, halaman 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar