SEJUMLAH lokasi di lima kabupaten di Bali saat ini masih krisis air bersih sebagai akibat kemarau berkepanjangan. Terkait dengan kondisi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali melalui kerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Sosial membantu mendistribusikan air bersih ke lokasi krisis air tersebut.
“Kami bantu mendistribusikan air bersih ke lima kabupaten dengan sembilan mobil tangki,” ujar Ketua BPBD Provinsi Bali, Dewa Indra, kemarin. Pendistribusian air bersih diambil dari sumber air seperti dari PDAM karena sebagian warga yang mengalami krisis air ialah juga pelanggan PDAM.
Kabupaten yang mengalami krisis air ialah Kabupaten Karangasem, tepatnya di Kecamatan Abang, Kubu, dan Kecamatan Karangasem. Wilayah itu disuplai dua mobil tangki. Kabupaten lain ialah Buleleng. Di Buleleng terdapat tiga titik, yakni Gerokgak, Sukasada, dan Tejakula, dengan operasi menggunakan dua mobil tangki.
Dua mobil tangki digunakan di Kabupaten Bangli untuk dua titik, yakni Susut dan Kintamani. Jembrana juga menggunakan dua mobil tangki untuk memasok air bersih ke Mendoyo dan Melaya. Satu mobil tangki lagi untuk Kabupaten Klungkung, tepatnya di Kecamatan Nusa Penida. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Provinsi Bali merilis dampak kekeringan menyebabkan distribusi pangan di Bali menjadi sulit dan tidak merata.
Kepala BPMD Bali Ketut Lihadnyana saat ditemui di Denpasar, kemarin, mengatakan distribusi pangan yang tidak merata membuat ada ancaman kelaparan. yakni Susut dan Kintamani. Jembrana juga menggunakan dua mobil tangki untuk memasok air bersih ke Mendoyo dan Melaya. Satu mobil tangki lagi untuk Kabupaten Klungkung, tepatnya di Kecamatan Nusa Penida.
Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Provinsi Bali merilis dampak kekeringan menyebabkan distribusi pangan di Bali menjadi sulit dan tidak merata.Kepala BPMD Bali Ketut Lihadnyana saat ditemui di Denpasar, kemarin, mengatakan distribusi pangan yang tidak merata membuat ada ancaman kelaparan. “Itulah sebabnya BPMD Bali telah merancang lumbung pangan,” ujar Lihadnyana.
Konsep lumbung pangan tersebut bukan dalam arti fi sik, yakni sebuah bangunan lumbung berisi berbagai kebutuhan pangan. Lumbung pangan tersebut lebih dalam arti sebuah konsep manajemen, yakni menyiapkan pangan cepat seperti beras, jagung, sayur, dan telur atau ikan.
Dari Gunungkidul, Yogyakarta, dilaporkan, dana pengedropan air bersih kian menipis. Kini dana tersisa Rp321 juta, setelah digunakan sebanyak Rp500 juta. Krisis air bersih juga masih melanda wilayah Cianjur, Jawa Barat. Di Kalimantan Selatan, kemarau panjang berimbas pada matinya sebagian besar ikan budi daya milik petani keramba di Kecamatan Karang Intan dan Aranio, Kabupaten Banjar. (OL/RS/DY/ AU/BK/N-2) Media Indonesia, 28/10/2014, Halaman : 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar